Bondowoso merupakan salah satu kabupaten yang ada di Jawa Timur. Berada di persimpangan Besuki dan dan Situbondo menuju Jember. Bondowoso menjadi satu-satunya kabupaten yang tidak memiliki wilayah laut.
Namun, masih banyak orang yang belum mengetahui asal usul Bondowoso. Jika kalian termasuk di dalamnya, berikut ini adalah penjelasan asal usul Bondowoso. Simak penjelasan di bawah ini, ya!
Asal Usul Kota Bondowoso
Dahulu, ada sebuah kerajaan besar dan megah di pulau Madura. Kerajaan ini cukup luas dan memiliki taman yang indah. Dipimpin oleh Raden Bagus Asra yang berjiwa kepemimpinan.
Dilansir dari kaskus.co.id, Raden Bagus Asra melakukan perjalanan ke pulau Jawa bagian Timur guna memperluas daerah kekuasaannya. Raden Bagus didaampingi oleh pengikut dan tentara kerajaan melewati selat Madura. Raden Bagus pertama singgah di Besuki.
Di Besuki inilah Raden Bagus mengembara dan membuka hutan ke arah selatan. Raden Bagus melewati daerah perbukitan, lembah, dan perkampungan. Pada perkampungan tersebut dihuni oleh beberapa kepala keluarga. Mereka bermata pencaharian sebagai petani dan peternak.
Raden Bagus beristirahat beberapa hari di perkampungan tersebut. Raden Bagus juga memberikan pengetahuan mengenai bercocok tanam dan beternak yang baik. Kemudian, Raden Bagus melanjutkan perjalanannya hingga berada di suatu desa yang subur.
Disana terdapat seorang tuan tanah yang kaya dan dapat mengatur daerahnya serta berkuasa. Dari sinilah Raden Bagus Asra menakan pendukuh tersebut dengan nama Bondowoso. Kata Bondowoso ini mempunyai arti Bondo “modal” dan Woso “kuasa”. Kesimpulannya ada seseorang yang memiliki modal dapat berkuasa.
Sejarah Kota Bondowoso
Sejarah kota Bondowoso bermula dari anak bernama Raden Bagus Asra yang merupakan anak dari Demang Walikromo. Demang Walikromo ini merupakan putra Adikoro 4. Pada tahun 1743 ini terjadi pemberontakan Ke Lesap terhadap Pangeran Tjakraningrat sebab diakui sebagai anak selir. Karena tidak terima, Ke Lesap bertarung dan menewaskan ASikoro 4 di Desa Bulenan.
Di tahun 1750 pemberontakan berhenti sejak tewasnya Ke Lesap. Ditahun inilah terjadi pemulihan kekuasaan dan diangkatnya RTA Tjokoningrat yang merupakan anak dari Adikoro 4. Kemudian, terjadi pererbutan kekuasaan dan pemerintahannya ini dialihkan kepada Tjokroningrat anak Adikoro 3.
Khawatir dengan keselamatan Raden Bagus Asra, neneknya Nyi Sedabulangan membawanya ke arah Besuki. Raden Bagus Asra ini kemudian di asuh oleh Ki Patih Alus yang merupakan Wakil Bupati. Raden Bagus ini dididik ilmu bela diri dan ilmu agama.
Setelah berumur 17 tahun, Raden Bagus dianggat sebagai Mentri Anom. DI tahun 1789, Raden Bagus mendapatkan tugas untuk memperluas wilayah kekuasaan Besuki ke arah selatan. Namun, sebelum memulai perjalanan, beliau menikah dengan putri Bupati Probolinggo, yakni Roro Sadiyah.
Di tahun 1794, beliau melakukan perjalanan menyelusuri hutan belantara, dimulai dari daerah wringin, kupang, poler, ke mandiro, terakhir tepat di sebuah lapangan yang sekarang disebut dengan Alun-alun Bondowoso. Di Bondowoso inilah Raden Bagus Asra diangkat sebagai Demang dengan sebutan Abhiseka Mas Ngabehi Astrotruno.
Raden Bagus Asra ini berhasil memperluas wilayah Bondowoso. Sebelum menetapkan hari lahirnya Kota Bondowoso, Raden Bagus Asra ini melakukan puasa selama 41 hari, dan mendapatkan petunjuk bahwa tanggal 17 Agustus 1819 inilah tanggal yang tepat untuk dijadikan sebagai hari lahir Bondowoso.
Kemudian, Bondowoso lepas dari Besuki, dan mengangkat Raden Bagus Asra sebagai penguasa wilayah dan pimpinan agama dan berpredikat Ronggo 1 yang ditandai oleh penyerahan Tombak Tunggul Wulung.
Ditahun 1819-1830, beliau memerintah wilayah Bondowoso dan Jember. Tepat di tahun 1854, beliau mengalami sakit dan di pulangkan ke Bondowoso. Kemudian, di tanggal 11 Desember 1854 Raden Bagus Asra (Ki Ronggo) wafat dan dimakamkan di Asta Tinggi kelurahan Sekarputih, Tegalampel.